Top News

Top News
Prabu Update :

Balai City, Biang Pencemaran Lingkungan

Jumat, 26 Agustus 2011

Add caption
KARIMUN detif.com
Peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tentunya sudah menjadi harga mati dari sebuah dampak pembangunan. Nah jika dampaknya adalah kesengsaraan dan penderitaan masyarakat serta pencemaran lingkungan masih mungkinkah pembangunan akan dilanjutkan? Pencemaran lingkungan. Demikian yang terlihat dari efek pembangunan perumahan Balai City terlebih dengan air warga sekitar yang tercemar limbah pembangunan perumahan tersebut. 
Kualitas air yang dipergunakan warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari mulai diragukan. Hal itu terbukti saat koran ini melakukan investigasi ke lokasi dimana warga bertempat tinggal bersebelahan dengan perumahan Balai City. Air yang dulunya jernih kini agak kekuning-kuningan dan banjirpun seringkali menghantui manalakala musim penghujan akibat tidak lancarnya saluran air lantaran longsoran tanah dari perumahan balai city menyumbat saluran air.

Jika air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan dalam kehidupan makhluk hidup, tidak demikian dengan pengembang perumahan Balai City, karena sejauh ini pihak pengembang tidak pernah mengindahkan keluhan dan compalin warga sekitar yang terkena dampak pembangunan perumahan tersebut. Ironis memang, demikian kenyataannya dilapangan dari hasil temuan investigasi koran ini. Banyak cerita pilu yang ditemui disekitar perumahan yang terletak di Jln Kapling Tanjungbalai Karimun tersebut. Untuk meraup keuntungan besar perusahaan pengembang menyebutnya dengan perumahan bergaya minimalis. Dengan sebutan tersebut (Minimalis - red) ribuan unit rumah pun sudah laku terjual kendati belum sepenuhnya selesai dibangun.

Seiring berjalannya waktu, untuk mengejar target yang telah ditentukan pembangunan pun kian digesa. Mulai dari penimbunan hingga pembuatan jalan serta rumah-rumah berbagai type sudah berdiri di atas lahan yang dulunya rimbun ditumbuhi berbagai pohon tersebut. Satu persatu dampak buruk dari pembangunan perumahan balai city pun mulai naik ke permukaan. Berawal dari complain warga sekitar perumahan yang mengalami kebanjiran dan air sumur yang tercemar akibat pembangunan berkali-kali dialamatkan kepada pihak pengembang Balai city namun tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan. Tidak mendapatkan tanggapan dari pihak pengembang warga pun mengadukan permasalahan yang dialaminya kepada wakilnya di DPRD.

Tak lama kemudian DPRD Karimun terlebih Dewan daerah pemilihan setempat hadir melihat kondisi yang sebenarnya atas pengaduan warga. Termasuk melihat secara langsung air warga yang tercemar limbah dari perumahan Balai City. "“Buangan air limbah perumahan kami seperti dari kamar mandi itu ke arah lokasi perumahan Balai City. Ketika hujan, air tidak dapat disalurkan lagi seperti sebelumnya, maka air jadi menggenang dan saat hujan tekanan air naik ke atas dan limbahnya berdampak ke air tanah kami,” ujar Zulkarnaen seorang warga menjelaskan teknis penyebabnya saat kunjungan Anggota DPRD Karimun.

Anggota Dewan yang terdiri dari Bakti Lubis, Iwan Kusumah, Rocky Bawole dan Rodiansyah saat kunjungannya hanya dapat meminta warga untuk bersabar dalam menyikapi hal tersebut. Saat itu para wakil rakyat tersebut meminta Pemkab Karimun melalui Dinas Pekerjaan Umum yang kebetulan hadir untuk membantu mencarikan solusi jangka pendeknya. “Sebelum kita mencari jelas penyebabnya, tolong kita cari solusi jangka pendek dulu. Kepada Dinas PU kita sarankan untuk membuat saluran air agar pembuangan berjalan lancar dan tidak menggangu kepada warga, ujar Bakti Lubis sekretaris komisi C DPRD Karimun ketika itu.

Sayangnya permasalahan tersebut hingga kini masih dirasakan warga sekitar. Solusi jangka pendek yang disarankan oleh DPRD Karimun belum membuahkan hasil yang maksimal. Parahnya lagi, lahan yang dulunya kebun yang di tumbuhi pisang serta pohon kelapa kini berubah menjadi genangan air yang luas. Seperti tampak pada gambar diatas. Fenomena tersebut berada tidak jauh dari pemukiman warga yakni dampak pembangunan perumahan bergaya minimalis Balai City. Kini kolam raksasa tersebut sesekali dimanfaatkan warga daerah lain untuk memancing. Ditakutkan dalam waktu dekat, genangan air tersebut akan menggenangi pemukiman warga yang hanya beberapa meter saja dari genangan air dampak pembangunan Balai City tersebut. Jun M
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Posmetro Prabu 2010 -2011 | Design by Posmetro Prabu | Published by